wew merapi dengan kegarangannya.... |
detail puncak merapi tertutup awan... |
Gunung berapi yang selama 5 tahun sekali unjuk gigi (mirip pajak kendaraan bermotor), tampak cantik dan baru kali ini aku melihat secara langsung ngematke...istilah jawanya, kami seakan merasa dekat dengan merapi, tak terbayangkan saat meletus apa yang di rasakan masyarakat sekitar gunung karena dekatnya. Kebetulan cuaca hari itu cerah, secerah hatiku padamu (cie..cie..kata istriku). perjalanan terus kami lalui Jalan rute arah selo sudah bagus walau ada bebera lokasi yang belum di beton, tapi sedikit kok... karena lokasi ini ternyata rute dimana truk para penambang pasir lewat. pantas saja kalau jalannya penuh lubang. Kami berhenti lagi di sebuah jembatan, jembatan tempat eksisnya para pemburu tempat hits. kebetulan kami datang lokasi masih sepi hanya 2 orang pemuda yang saling berfoto ria.
numpang eksis |
PERHATIAN; yang dilanggar bahkan posisinya sudah tidak tegak lagi alias ambruk |
Jembatan gantung yang dibangun oleh DPU dan BNPB ini dibangun sebagai jalur evakuasi bila terjadi bencana merapi. Jembatan ini sebenarnya dikususkan untuk motor roda 2-3 dan pejalan kaki, mungkin karena alasan lain sehingga mobil pun bisa masuk di jembatan ini walaupun sebenarnya dilarang. Jembatan berdiri kokoh di antara dua tebing curam, semua jembatan ini terbuat dari baja, besi bahkan dasarannya pun dari lempengan plat yang sering kita lihat sebagai dasaran di dalam bus. Kalau kalian hendak berfoto di tempat ini cukup bayar Rp.3000,- saja untuk biaya parkir, yang dikelola remaja kampung Sepi, Salaran. Jembatan ini mungkin sudah tidak seindah dulu sejak di resmikan tahun 2012, dalam pengerjaanya jembatan ini molor (bukan tidur lo..). Perjalanan berlanjut menuju Magelang, jalur ini membuat saya tercengang ternya kami sampai di pertigaan dimana kalau ke kanan objek wisata Ketep Pass (oww....ternyata rutenya nyambung disini). Karena kami sudah pernah ke Ketep Pass maka kami lanjutkan menuju Magelang. Karena sampai Magelang pukul 12.00 WIB waktu dimana kita harus makan siang dong... setelah melintasi rute yang melelahkan dan menyenangkan. Kami sempat mampir di mall terbesar di Magelang, yah maklumlah permintaan istri...kami makan disana. Kami berdiskusi mana lagi yang belum pernah kami kunjungi, kami memutuskan untuk kami pergi ke gunung Tidar. Kami tidak tahu apa yang ada disana, ternyata Gunung tidar Merupakan tempat Ziarah Umat Muslim.
gerbang masuk |
Memasuki lokasi gunung Tidar ini tidak ada biaya yang pasti untuk kalian keluarkan, hanya saja biaya sukarela untuk perawatan, dan kebersihan yang di kelola oleh masyarakat sekitar dan kalian wajib absen biar terpantau yang datang ke tepat itu berapa banyak. ow iya ongkos parkir kendaraan anda juga bayar lo....banyak tempat parkir yang disediakan warga, karena lokasinya ini memang dekat dengan pemukiman warga.
Walaupun ini tempat Ziarah umat Muslim ada beberapa makam yang bukan muslim, ada sekitar 13an makam orang Tionghoa yang bukan golongan orang ternama, entah bagaimana makam makam ini bisa ada, tidak ada juru kunci yang bisa aku tanyai demi mengorek misteri tentang makam-makam ini. Kami tidak sampai ke puncak gunung karena stamina kami sudah menurun dan kaki kami sudah tidak kuat lagi (istri sih.. yang ngajak turun, katanya nafasnya pendek...😃) tapi emang sih mungkin kami terlalu gemuk jadi nafas kami pendek, yg jelas berat mengangkat beban tubuh kami sendiri 😁.
jalan menanjak dengan tatanan batu alam yang rapi |
area makam Syech Maulana Subakir |
Di area turun kami kami banyak jumpai nenek-nenek yang mencari sedekah para pengunjung. pertanyaan yang tiba tiba muncul dalam hati mengapa setiap tempat Ziarah selalu ada banyak orang yang maaf "berprofesi" mencari belas kasihan orang, terlepas dari apakah benar kekurangan atau menjadi maaf "profesi" kalau kalian memang iklas ya beri saja lah gak perlu pikir panjang ko...Peace.
Penghuni gunung Tidar |
Lokasi Gunung Tidar bagi saya memang harus ada di sela keruetan kota dan banyaknya polusi udara Hutan lindung Gunung Tidar berguna menjaga keseimbangan, semoga hutan ini selalu terjaga dari tangan-tangan jail. Perjalanan pulang kami lanjutkan melewati rute kopeng, dan genaplah perjalanan kami yg tanpa sadar kami sudah mengelingi gunung Merbabu.
Nikmati harimu, sebahagia apapun kalau bepergian tanpa orang yg dicinta tidak seru rasanya. Tetap bersyukur dengan menjaga keindahan alam, jangan rusak dengan keisenganmu, dan ingat buang sampah pada tempatnya ✌ PEACE
AYO BERGEMBIRA