Candi Cetho di tahun 1928
Candi dikenal pertama kali dari laporan penenlitian Van der Vilis pada tahun 1942 dn kemudian didokumentasidilanjutkan oleh W.F. Stuterheim, K.C. Crueq dan A.J. Bernet Kempers. di tahun 1976 Riboet Darmosoetopo dkk melengkapi hasil penelitian sebelumnya. nah di tahun 1975/1976 dilakukan pemugaran Candi Cetho dilakukan oleh Sudjono Humardani berdasarkan " Pemikiran" bukan pada kondisi aslinya ( pemugara tidak mengikuti kketentuan pemugaran cagar budaya yang benar). di tahun 1982 Dinas Purbakala (sekarang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) mengadakan penelitian dalam rangka rekonstruksi. wah kok jadi serius ya...ya tak apa lah sebagai pengetahuan aja
Tampilan Candi Cetho sekarang
Dua arca yang menyambut ( sepertinya laki dan perempuan)
jangan percaya ya ini cuman perkiraan dan pengamatanku
arca yang duduk bersimpuh (pria)
arca yang tampak patah bagian badan dan
tampak rambut mengurai di sebelah kiri (wanita)
sekali lagi jangan percaya 100% lo
hanya analisa saya 😄
arca berdampingan
Maklum di lokasi ini tidak ada pemandu wisata jadi ya... keterangan foto berdasarkan pengamatan saja.
relif tulisan pada gapura ke tujuh (aksara jawa kuno)
arca mirip kura kura dan arca penunggang kuda dengan bentuk yg tidak utuh lagi
arca penunggang gajah yang tidak utuh lagi
semacam altar dengan bentuk ujung kepala kura kura atau katak ya...
beberapa relif tentang kisah Sudamala
terdapat 2 pendapa besar
pembersihan/perawatan batu yang dilakukan setiap hari
berdoa didepan Arca Saraswati
Kebetulan saat kami berkunjung ada sekeluarga yang sedang melakukan ibadah di candi Cetho ini, pemandangan yang jarang kami lihat langsung
ternyata ada beberapa candi yg ada di lingkungan ini, sebelum menuju ke candi kethek dan sendang (airnya bikin awet muda) dll untuk menuju kesana kita perlu mengeluarkan dana lagi sebesar Rp.3000,- saja per orang. kami melewati tempat menjajakan makanan dan souvenir.
souvenir yang berbau mistis 😃
Kepulangan kami disambut dengan kabut yang semakin lama semakin pekat, nuansa Mistis makin tampak di area lokasi candi Cetho ini, dan semakin banyak pengunjung berdatangan baik wisatawan lokal maupun domestik.
Lestarikan budaya Indonesia (Budaya, peninggalan sejarah, karya seni, dll) jangan sampai hilang dan terkikis dengan modernitas, apa lagi budaya saling menghargai antar umat beragama, bila kita saling rukun bersama alangkah indahnya.
AYO BERGEMBIRA
|
No comments:
Post a Comment