Friday, May 17, 2019

CANDI SUKUH TETAP MEMPESONA

Tetap menarik untuk di kunjungi, walau sebenarnya hanya sebatas menonton tumpukan batu yang tertata. Bagi saya peninggalan sejarah cukup menarik perhatian saya akhir akhir ini, ya...walau dulu waktu pelajaran sejarah Indonesia nilainya minim (hahah...curhat), bukan berarti nilai yang minim trus berujung melupakan dan cuek pada sebuah peradaban yang dulu pernah ada di negeri kita kan..... Kali ini saya mengunjungi sebuah candi di dataran tinggi di kaki gunung lawu, tepatnya di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 

" Candi Sukuh " 

Candi yang sangat fenomenal, entah dari mana penamaan ini berasal, karena dari beberapa cerita yang ada, candi sukuh terdapat beberapa arti yang beredar di masyarakat candi sukuh berasal dari "su" : kesusu (terburu-buru), "kuh" : bakuh (Kokoh/kuat) "candi yang terbuat terburu buru yang penting kokoh", mungkin karena candi ini bentuknya tampak sederhana. Tapi kok sepertinya tidak sesederhana itu deh....saat melihat relifnya saya merasa heran dan tertegun relif yg berbentuk 3d, memang beda sih kalau dibanding dengan candi candi yang lain seperti prambanan, borobudur. yang membuat heran adalah banyak relif-relif yang unik seperti anak kecil kribo mulutnya melongo yang posisinya jongkok tapi telanjang, kemaluannya tampak jelas, tangan kanannya memegang semacam sangkakala/terompet. Yang paling menarik adalah binatang aneh yang menyerupai babi karena tampak dari hidungnya dengan 2 tanduk di atas kepalanya menyerupai tanduk kerbau ditambah seperti sirip ikan dipunggungnya, walaupun itu sebetulnya penggambaran dari rambutnya sih...sampai sampai kelamin dan " bijinya " ada lo...xixix


banyak pengunjung lokal yang mengajak putra putrinya, memperkenalkan situs sejarah sejak dini


loket tanda masuk untuk wisatawan lokal cukup bayara Rp. 10.000,- untuk wisatawan manca negara Rp. 25.000,-




wisatawan manca yg berkunjung 
gerbang utama

bentuk kala makara di atas pintu gerbang






Relif unik lingga yoni sangat unik karena penempatanya berbeda dari relif lainnya (dilantai gerbang masuk ditengah dan disela-sela gerbang). Gerbang ini ditutup untuk menjaga relif ini tetap utuh. Tampak pula ada beberapa uang koin yang dengan sengaja di lempar kedalam, entah apa maksutnya, Ya mungkin saja pancingan kali ya.... siapa tau orang lain juga ikutan, kalau sudah banyak hasilnya buat pemeliharaan candi (argumen mengada ada... :p)


sebuah karakter "buto" berkepala tiga , dengan kemaluan yang tampak ini menempel pada pintu gerbang utama bagian samping. 



apakah ini binatang babi hutan, tapi kok tanduknya hanya satu ya mirip badak?(analisa ku mungkin di jaman dulu banyak binatang unik, yang sekarag sudah berevolusi)





bentuknya menyerupai piramida




1363 Ç












Prasasti yang ada di bagian belakang arca garuda dalam posisi berdiri merupakan prasasti panjang dengan angka tahun 1363 Çaka. Prasasti itu terdiri atas delapan baris ditulis dengan huruf dan bahasa Kawi. Bunyi prasasti itu adalah sebagai berikut :
Lawase rajêg wêsi du

k pinêrp kapêtêg de
ne wong medang ki hempu ra
ma karubuh alabuh geni ha
rbut bumi kacaritane
babajang mara mari setra
hanang tang bango
1363 Ç

Terjemahannya :
Lamanya Rejegwesi ketika diserang (dan) ditekan oleh orang Medang. Ki Hempu Rama terkalahkan (dan) menerjunkan (diri) ke api.
(orang) saling berebutan tanah. Ceritanya babajang datang di tempat pengruwatan ada bango 1363 Ç.( kutipan dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjaten )




patung fenomenal yg menjadi trademark candi sukuh



relief 3d yang masih terlihat epic




























ni elief binatang unik babi bertanduk
















ulah tangan jail (batu lo..ini) 


Yang membuat saya heran, setiap berkunjung ke candi peninggalan bersejarah, gimana ya buat reliefnya kalau menghubungkan pada ilmu yang perah saya dapat di bangku kuliah dulu, mengukir batu sulitnya minta ampun broo......harus pintar pintar memukul, mengarahkan mata pahat, dan yang pasti waktu pengerjaan.... wew istimewa. walau kalau kalian lewat di muntilan arah jogjakarta, banyak patung batu yg di pajang dan hasilnya luar biasa halus, tapi ini kan sudah menggunakan alat yang tergolong moderen. coba kalian bayangkan jaman dahulu dimasa serba sulit (mungkin) sudah ada seniman patung yang dapat mengerjakan bangunan candi dengan alat seadanya (mungkin). Saya masih tetap kagum sampai sekarang, tetapi kadang kekaguman jadi miris melihat bangunan bersejarah di corat coret  bahkan sampai ada yang mengukirnya, entah mereka menggunakan apa untuk mengukirnya. Sungguh sangat disayangkan....

harapannya sih... peninggalan ini terjaga rapi, jauh dari tangan-tangan jahil yang mau merusak situs situs penting..

harapan tinggal harapan kalau kita tidak ada kemauan untuk sama-sama menjaga harapan kita demi lestarinya budaya dan bukti peninggalan sejarah....

tetap jaga cinta lingkungan kita dengan membuang sampah pada tempatnya :)