Monday, July 24, 2017

BROMO BIKIN MELONGO



" Liburan yang tak terencana terkadang membuat waw.... ini ni... liburan kami minggu ini menatap munculnya matahari, yang bikin spesial memandang mataharinya dari penanjakan tengger yang di sampingnya tampak pemandangan super waw.... ya... gunung bromo". 

Bulan Juli 2017 menjadi tahun yang padat bagi kami sekeluarga, setiap minggunya kami harus mempersiapakan pesta pernikahan 2 keponakan kami, dari bikin undangan, beli barang-barang, sampai dekorasi, dokumentasi dan angkat-angkat barang kami kerjakan. Cukup lelah memang, ketika kita kerjakan bersama-sama beban akan terasa ringan. Minggu ini kami ke malang, bukan di kotanya, tapi di daerah puncak istilahnya, nangkajajar tepatnya.
Dari pasar nangkajajar masih masuk kedalam sekitar 20 menit, melewati kebun apel, hutan Cemara dan rerimbunan pohon bambu. Jalan yang kami lewati pun sempit dan banyak yg berbatu. Jumat ini acara pernikahan keponakan kami berlangsung dan berencana paginya kami ke Bromo.
Dari rumah bulek kami sekitar satu jam untuk sampai ke bromo, tentunya dengan jalan yg menanjak. Pukul 02.00 WIB kami janjian dengan pemilik mobil pickup untuk berangkat menuju bromo, jam satu kami sudah di bangunkan dan persiapan...dingin benar bro... apa lagi perjalanan kami menuju lokasi errrr.... lokasi pertama yang akan kami kunjungi adalah penanjakan, kami mengalami masalah, mobil yang kami bawa  tidak dapat masuk lokasi, karena semua pengunjung yang menggunakan mobil pribadi memang harus berhenti di area terakhir perhentian diamana mobil-mobil jeep sudah terparkir disana. Kami sangat beruntung ditemani orang Tengger yang masih saudara dari bulek sebagai guide kami. Syukurlah karena akhirnya kami di perbolehkan masuk. Rute yang harus kami lalui memang terjal tak heran kalau hanya mobil khusus yg bisa melalui rute itu. Pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya ketika deretan mobil jeep yang mengantar wisatawan berjejer di jalan sekitar penanjakan. Suasana cukup ramai, tidak sesuai dengan ekspektasi ku. Para pemburu matahari dan gambar cantik memenuhi area pelataran puncak penanjakan, bukan saja wisatawan lokal wisatawan manca pun banyak sekali disana, mereka rela menyempatkan waktu bangun pagi hanya untuk melihat keindahan sunrise dan keindahan bromo dari atas.

beberapa foto suasana di puncak penajakan 

Ratusan jeep berjejer parkir di kanan kiri jalan



musola di penanjakan
keramaian lokasi penanjakan
banyak yang lebih baik menunggu sambil ngopi atau makan gorengan

pintu gerbang penanjakan yang pembangunannya mendapat bantuan dari BNI
Ratusan pengunjung memadati area ini, walaupun lokasi tidak cukup luas mereka rela berjubel dimi menyaksikan munculnya keindahan, tapi banyak juga yang gak mau susah-susah berdesakan, mereka lebih suka menikmati gorengan dan kopi panas. Bagi saya memlihat matahari terbit momen yang istimewa hanya saja kali ini matahari muncul tidak sesuai apa yang saya harapkan, berbeda halnya dengan pengalaman saya waktu mendaki puncak sekunir dieng.
para pengunjung

tower pemancar

deretan ojek motor
deretan pedagang yang menjual soufenir, gorengan, atau minuman hangat
Dari lokasi penanjakan berderetnya mobil jeep dan para penduduk lokal yang menawarkan jasa ojek, mereka tawarkan dengan bandrol 20-30rb menuju ke atas ataupun untuk turun. Kalau memang mobil kalian jauh dari penanjakan gak ada salahnya kok menggunakan jasa mereka, tawar menawar perlu kalian lakukan agar sama-sama enak. Jalan kaki juga gak masalah, tapi siap siap deh beresiko kaki akan terasa pegal-pegal hehe...

turis manca negara yang sedang menikmati gorengan bromo

banyak sekali turis mancanegara
yang ikut menyaksikan keindahan bromo dari penanjakan
penjual soufenir bunga abadi dan beberapa pernak pernik lainnya
sudah agak siang jadi pengunjung sudah banyak yg melanjutkan ke lokasi selanjutnya
penampakan bromo dari atas penanjakan


Tidak sia sia kami berangkat dini hari dan berjalan hampir beberapa kilo dengan kekuatan tubuh seadanya, kalau hasilnya yang kami lihat membuat mata kami seperti dimanjakan dengan gambar istimewa.... bukan gambar bro.... its a real bromo mountain. Saya hanya bisa berucap 


"how great is our GOD"

Saya serasa kecil, tak ada apa apanya dibanding dunia ini, cie.... saya masih termangu melihat pemandangan yang luar biasa ini. Serasa gak mau pulang, bangun rumah disana hidup damai di desa, hahahah.....boleh dong berhayal....

perjalanan turun menuju mobil kami (bersama istri)
bersama mas bro manjat-manjat pagar cari gambar bagus 
Setelah agak siangan kami meluncur menuju lokasi selanjutnya yaitu lautan pasir gunung bromo. Walaupun kami pernah kesana sebelumnya, kami merasa belum puas menikmatinya. Perjalanan menuju hamparan pasir gunung bromo tidak semudah yang dibayangkan, turunan dan tikungan tajam kami harus lewati, ada beberapa turunan yang saya kira begitu mengerikan sudutnya bisa jadi 45 derajat. Dalam pikiranku gimana pulangnya nanti, apa mungkin kendaraan yang kami kendarai kuat melampaui tanjakan ekstrim ini? saingan kita mobil-mobil tangguh dengan roda besar dan 4WD yang ke empat rodanya berputar individu. Pemandangan yg mengejutkan bagi kami di sisi kanan tebing tinggi, di sisi kiri jurang curam kami hanya berserah saja....

tebing tebing yang kami lalui saat hendak turun ke hamparan pasir bromo
tempat berdoa penduduk tengger

track ini ni... yang bikin saya takut

penampakan bromo saat menuju hamparan pasir


sempat kaget melihat 4 pesepeda
yang ada di tengah perjalanan kami, salut...


deretan jeep pembawa wisatawan

gunung batok

penampakan sisi pure dari gunung batok
jalur lahar sekitar gunung bromo

susunan pasir yng terbentuk dengan sendirinya

Dari pengalaman hari ini saya tidak bisa menuliskan banyak, yang saya rasakan hanyalah rasa kagum yang tak ada habisnya, saat di hadapkan dengan hasil karya ciptaan-Nya yang tak bisa kami buat. Cukup ramai memang keadaan bromo saat itu, berbeda jauh saat kami pernah kesana, yang ada hanya segelintir mobil jeep terparkir di area sekitar pagar batas. harapannya sih...keramaian pengunjung jangan sampai merusak keindahan gunung bromo, dengan sampah bawaan pengunjung atau ulah penjual yang tanpa mempertimbangkan kebersihan..... sangat di sayangkan.


pengunjung antri di toilet

Pemandangan unik memang, deretan pengunjung antri untuk sekedar buang air kecil/besar. Sempat saya iseng menanyakan dari mana air yang dipergunakan kepada seorang bapak penjaga toilet, dan jawabannya "dari sumber gunung". Saya sih percaya saja, toh mereka lebih tau lokasi ini. Sambil menunggu isti antri di toilet saya iseng-iseng naik bukit di belakang toilet, kami memang berencana tidak naik ke atas puncak bromo, alasan yang pertama capek, alasan kedua kami sudah pernah mendakinya. dari bukit belakang itu saya dapatkan pemandangan yang membuat saya terkejut, dan membuat saya berfikir .....hahahahah... dua bak tampungan air berukuran lumayan besar berada disana, dan sepertinya air inilah yang digunakan untuk mengisi tampungan untuk toilet. ya..ya.. 


kolam tampungan air hujan

Pengalaman seru kali ke dua di bromo menyisakan kenangan, semoga lain waktu kami dapat kesini lagi dalam suasana yang berbeda, bersama istri dan anakku tentunya. Saya ucapkan terima kasih pada saudara kami yang memandu kami dan sopir yang menghantarkan kami, tanpa mereka mungkin kami tidak dapat kemari. Mereka sopir dan tour guide yang hebat.
Team rewo-rewo


" Memukaulah terus bromo jangan sampai kegaranganmu rusak karena sampah.
sampai jumpa di petualangan kami selanjutnya"

AYO BERGEMBIRA




Wednesday, July 19, 2017

Benteng Pendem yang kini mulai "mlempem"

Ya... bermula dari rasa penasaran, seperti apa suasana benteng pendem yang katanya bersebelahan dengan lapas (lembaga permasyarakatan), sedikit ngeri sih... karena apa ya... bayangkan saja lapas bro....di dalam benak saya penjara serasa tempat horor...bukan karena hantunya tapi penghuninya, dari penjahat kelas teri sampai kelas kakap mungkin ada disana. 

Tanpa ada gambaran pasti tentang Benteng pendem, kami yakin, fix... sabtu ini kita akan kesana... hehehe so excited, tapi tetep saja rasa takut tentang lapas menghantui.... ow iya kami memutuskan untuk ke benteng pendem karena dibarengi acara preweding keponakan. Banyak rekomendasi tu...usulan berfoto disana. Old style bro... memang nuansa lawas kental disana ya... karena bangunannya yang udah rapuh semua sih... heheh. Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845 bentuk strukturnya hampir mirip dengan lawang sewu yang terdapat lengkungan diujung bagian pilarnya, baik itu jendela ataupun pintu, khas deh... buatan belanda.

"preferentieel"bahasa belandanya

Bangunan lama belanda memang banyak sekali di kota Semarang dan bahkan tersebar di sepanjang jalur Semarang-Solo, rumah, benteng, dll. Sangat disayangkan beberapa bangunan tidak terurus dibiarkan begitu saja rusak dimakan jaman...ya salah satunya gedung kuning di Ungaran, Benteng Pendem Ambarawa. kalau di Semarang banyak juga tu yang terbengkalai....istilahnya kalau dah tua ya duduk diam saja, melihat yang muda-muda bergaya...hehehe bercanda.

Saat pertama datang ke Benteng pendem ini saya bingung, dari mana pintu masuknya ya... setelah mendapat info dan modal tanya-tanya orang sekitar, ada 2 jalur yang bisa kamu lalui, yang pertama dari sebelah rumah sakit ambarawa, hanya kusus untuk kendaraan bermotor saja. yang kedua lewat pintu gerbang Batalyon Kavalery 2/TC, nah kalo lewat sini mobil bisa masuk. biar gak bingung saya kasih peta ni...

cukup jelas kan...kurang jelas di gedein petanya...

Kalau kesini naik mobil kalian harus melewati pos penjagaan tentara, kalian akan di data sekalian ninggal beberapa rupiah gitu untuk biaya kebersihan (seiklasnya dah..). Ada beberapa syarat kalau lewat sini mobil kalian harus di buka jendelanya gak boleh nyalain klakson ( biar silir/angin masuk kedalam dan biar gak berisik(mungkin)). kalau kalian naik motor kalian cukup bayar parkir saja, berapa bayar parkirnya? wah kalau motor saya kurang tahu tu...kalo mobil pas kami ke sana dipungut 5000/10000 rupiah, saya lupa pokoknya antara keduanya itu deh. wew... yg menarik retribusi parkir seorang ibu-ibu yg bagi saya mungkin agak kurang ramah, beliau tingggal di bangunan kuno ini, di lantai 2 tepatnya. Kedatangan saya jadi semakin penasaran pengen mengetahui banyak hal tentang tempat ini, ya... walaupun sambil ngambil foto preweding keponakan sih...
tanda tanya besar muncul adalah saat kami masuk lokasi ini ternyata ada penghuni nya?....siapa ya yang berani tingal disini?...ow ya yang unik lagi ada mobil yg terparkir dengan tempat parkir semi permanen.

mobil penghuni

penghuni lantai1
Sebelum kemana-mana ada beberapa tata tertib yg harus di patuhi bila anda berkunjung ke benteng pendem ini. Sebetulnya tata tertip yang biasa sih harus sopan, gak boleh corat coret, yg bikin gak nyaman tu adalah pengunjung dilarang naik ke lantai 2 dimana asrama pegawai berada, ya sedikit kecewa sih... karena kita gak bisa eksplore lokasi... tapi biar lah di bawah saja kami sudah senang. Abaikan saja lah...saya lanjut mencari lokasi yang menarik untuk lokasi preweding. 

tata teribnya ni...nomer 6 tu yang bikin saya jadi deg degan...




Ini juga unik ni... di tempat ini ternyata terdapat pintu pintu kecil dari besi yang ternyata.... adalah.... tempat dimana burung walet bersarang, wew... tempat ternak walet yang luas bro... trus siapa ya yg punya?. Tau kan sarang burung walet, tu... sarang yang ada liurnya banyak kasiatnya lo... dan harganya bro... istimewa mahalnya. terus kalo sebegitu banyaknya siapa yg punya hayo... trus uangnya punya siapa...heheheh peace. kabur....


spot ini ni yang ku suka


salah satu pintu sarang burung walet



sudut luar benteng pendem

tempat cocok untuk uji nyali ni...




lantai dua cuman berani ngintip doang (penasaran)

hahah....dilarang parkir tapi saat kami datang ada mobil satu tu disitu...







masjid


kalau yg hitam itu mobil kami.

Ya...walaupun cuma dapat beberapa angel foto saja kami cukup puas dan tak disangka sudah lama juga kami disana... menjadi pengalaman baru kami datang ke tempat bersejarah yang kemungkinan akan hilang karena kurangnya perawatan. harapannya benteng ini tetep ada dan menjadi bukti sejarah, kalau saya lihat di internet ternyata benteng pendem ini indah lo...dulunya. 

benteng pendem pada masanya referensi dari wikipedia
Tetap cintai peninggalan sejarah, kalau bisa sambil dirawat sih... dan tidak lupa jangan buang sampah sembarangan, jangan di coret coret juga agar benteng ini tak mlempem di makan jaman.

tetap bergembira ya.... guy di

AYO BERGEMBIRA