" Liburan yang tak terencana terkadang membuat waw.... ini ni... liburan kami minggu ini menatap munculnya matahari, yang bikin spesial memandang mataharinya dari penanjakan tengger yang di sampingnya tampak pemandangan super waw.... ya... gunung bromo".
Bulan Juli 2017 menjadi tahun yang padat bagi kami sekeluarga, setiap minggunya kami harus mempersiapakan pesta pernikahan 2 keponakan kami, dari bikin undangan, beli barang-barang, sampai dekorasi, dokumentasi dan angkat-angkat barang kami kerjakan. Cukup lelah memang, ketika kita kerjakan bersama-sama beban akan terasa ringan. Minggu ini kami ke malang, bukan di kotanya, tapi di daerah puncak istilahnya, nangkajajar tepatnya.
Dari pasar nangkajajar masih masuk kedalam sekitar 20 menit, melewati kebun apel, hutan Cemara dan rerimbunan pohon bambu. Jalan yang kami lewati pun sempit dan banyak yg berbatu. Jumat ini acara pernikahan keponakan kami berlangsung dan berencana paginya kami ke Bromo.
Dari rumah bulek kami sekitar satu jam untuk sampai ke bromo, tentunya dengan jalan yg menanjak. Pukul 02.00 WIB kami janjian dengan pemilik mobil pickup untuk berangkat menuju bromo, jam satu kami sudah di bangunkan dan persiapan...dingin benar bro... apa lagi perjalanan kami menuju lokasi errrr.... lokasi pertama yang akan kami kunjungi adalah penanjakan, kami mengalami masalah, mobil yang kami bawa tidak dapat masuk lokasi, karena semua pengunjung yang menggunakan mobil pribadi memang harus berhenti di area terakhir perhentian diamana mobil-mobil jeep sudah terparkir disana. Kami sangat beruntung ditemani orang Tengger yang masih saudara dari bulek sebagai guide kami. Syukurlah karena akhirnya kami di perbolehkan masuk. Rute yang harus kami lalui memang terjal tak heran kalau hanya mobil khusus yg bisa melalui rute itu. Pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya ketika deretan mobil jeep yang mengantar wisatawan berjejer di jalan sekitar penanjakan. Suasana cukup ramai, tidak sesuai dengan ekspektasi ku. Para pemburu matahari dan gambar cantik memenuhi area pelataran puncak penanjakan, bukan saja wisatawan lokal wisatawan manca pun banyak sekali disana, mereka rela menyempatkan waktu bangun pagi hanya untuk melihat keindahan sunrise dan keindahan bromo dari atas.
beberapa foto suasana di puncak penajakan
|
Ratusan jeep berjejer parkir di kanan kiri jalan |
|
musola di penanjakan |
|
keramaian lokasi penanjakan |
|
banyak yang lebih baik menunggu sambil ngopi atau makan gorengan |
|
pintu gerbang penanjakan yang pembangunannya mendapat bantuan dari BNI |
Ratusan pengunjung memadati area ini, walaupun lokasi tidak cukup luas mereka rela berjubel dimi menyaksikan munculnya keindahan, tapi banyak juga yang gak mau susah-susah berdesakan, mereka lebih suka menikmati gorengan dan kopi panas. Bagi saya memlihat matahari terbit momen yang istimewa hanya saja kali ini matahari muncul tidak sesuai apa yang saya harapkan, berbeda halnya dengan pengalaman saya waktu mendaki puncak sekunir dieng.
|
para pengunjung |
|
tower pemancar |
|
deretan ojek motor |
|
deretan pedagang yang menjual soufenir, gorengan, atau minuman hangat |
Dari lokasi penanjakan berderetnya mobil jeep dan para penduduk lokal yang menawarkan jasa ojek, mereka tawarkan dengan bandrol 20-30rb menuju ke atas ataupun untuk turun. Kalau memang mobil kalian jauh dari penanjakan gak ada salahnya kok menggunakan jasa mereka, tawar menawar perlu kalian lakukan agar sama-sama enak. Jalan kaki juga gak masalah, tapi siap siap deh beresiko kaki akan terasa pegal-pegal hehe...
|
turis manca negara yang sedang menikmati gorengan bromo |
|
banyak sekali turis mancanegara yang ikut menyaksikan keindahan bromo dari penanjakan |
|
penjual soufenir bunga abadi dan beberapa pernak pernik lainnya |
|
sudah agak siang jadi pengunjung sudah banyak yg melanjutkan ke lokasi selanjutnya |
|
penampakan bromo dari atas penanjakan |
Tidak sia sia kami berangkat dini hari dan berjalan hampir beberapa kilo dengan kekuatan tubuh seadanya, kalau hasilnya yang kami lihat membuat mata kami seperti dimanjakan dengan gambar istimewa.... bukan gambar bro.... its a real bromo mountain. Saya hanya bisa berucap
"how great is our GOD"
Saya serasa kecil, tak ada apa apanya dibanding dunia ini, cie.... saya masih termangu melihat pemandangan yang luar biasa ini. Serasa gak mau pulang, bangun rumah disana hidup damai di desa, hahahah.....boleh dong berhayal....
|
perjalanan turun menuju mobil kami (bersama istri) |
|
bersama mas bro manjat-manjat pagar cari gambar bagus |
Setelah agak siangan kami meluncur menuju lokasi selanjutnya yaitu lautan pasir gunung bromo. Walaupun kami pernah kesana sebelumnya, kami merasa belum puas menikmatinya. Perjalanan menuju hamparan pasir gunung bromo tidak semudah yang dibayangkan, turunan dan tikungan tajam kami harus lewati, ada beberapa turunan yang saya kira begitu mengerikan sudutnya bisa jadi 45 derajat. Dalam pikiranku gimana pulangnya nanti, apa mungkin kendaraan yang kami kendarai kuat melampaui tanjakan ekstrim ini? saingan kita mobil-mobil tangguh dengan roda besar dan 4WD yang ke empat rodanya berputar individu. Pemandangan yg mengejutkan bagi kami di sisi kanan tebing tinggi, di sisi kiri jurang curam kami hanya berserah saja....
|
tebing tebing yang kami lalui saat hendak turun ke hamparan pasir bromo |
|
tempat berdoa penduduk tengger |
|
track ini ni... yang bikin saya takut |
|
penampakan bromo saat menuju hamparan pasir |
|
sempat kaget melihat 4 pesepeda yang ada di tengah perjalanan kami, salut... |
|
deretan jeep pembawa wisatawan |
|
gunung batok |
|
penampakan sisi pure dari gunung batok |
|
jalur lahar sekitar gunung bromo |
|
susunan pasir yng terbentuk dengan sendirinya |
Dari pengalaman hari ini saya tidak bisa menuliskan banyak, yang saya rasakan hanyalah rasa kagum yang tak ada habisnya, saat di hadapkan dengan hasil karya ciptaan-Nya yang tak bisa kami buat. Cukup ramai memang keadaan bromo saat itu, berbeda jauh saat kami pernah kesana, yang ada hanya segelintir mobil jeep terparkir di area sekitar pagar batas. harapannya sih...keramaian pengunjung jangan sampai merusak keindahan gunung bromo, dengan sampah bawaan pengunjung atau ulah penjual yang tanpa mempertimbangkan kebersihan..... sangat di sayangkan.
|
pengunjung antri di toilet |
Pemandangan unik memang, deretan pengunjung antri untuk sekedar buang air kecil/besar. Sempat saya iseng menanyakan dari mana air yang dipergunakan kepada seorang bapak penjaga toilet, dan jawabannya "dari sumber gunung". Saya sih percaya saja, toh mereka lebih tau lokasi ini. Sambil menunggu isti antri di toilet saya iseng-iseng naik bukit di belakang toilet, kami memang berencana tidak naik ke atas puncak bromo, alasan yang pertama capek, alasan kedua kami sudah pernah mendakinya. dari bukit belakang itu saya dapatkan pemandangan yang membuat saya terkejut, dan membuat saya berfikir .....hahahahah... dua bak tampungan air berukuran lumayan besar berada disana, dan sepertinya air inilah yang digunakan untuk mengisi tampungan untuk toilet. ya..ya..
|
kolam tampungan air hujan |
Pengalaman seru kali ke dua di bromo menyisakan kenangan, semoga lain waktu kami dapat kesini lagi dalam suasana yang berbeda, bersama istri dan anakku tentunya. Saya ucapkan terima kasih pada saudara kami yang memandu kami dan sopir yang menghantarkan kami, tanpa mereka mungkin kami tidak dapat kemari. Mereka sopir dan tour guide yang hebat.
|
Team rewo-rewo |
" Memukaulah terus bromo jangan sampai kegaranganmu rusak karena sampah.
sampai jumpa di petualangan kami selanjutnya"
AYO BERGEMBIRA
No comments:
Post a Comment