2006 desa Bejalen ditetapkan sebagai desa wisata, desa yang diharapkan jadi pionir ternyata tidak dapat berbuat apa apa, "mengandalkan apa agar desa kami menjadi desa wisata, sedangkan kami hanya seorang nelayan, dan sudah tua" kata seorang warga nelayan yang saat ditanya sedang mengecat tempat duduk. Semenjak "Gelar Desa wisata" hendak di cabut, Pokdarwis ( Kelompok Sadar Wisata) yang dulu pernah terbentuk, kini dirombak pengurusnya, para muda muda berdiskusi mencari ide untuk mengubah desanya. Alhasil kini Desa Wisata bejalen yang 11 tahun yang lalu tidak terdengar gaungnya berubah menjadi ramai.
Ya...sabtu hari libur, kami sempatkan mampir ke tempat ini, tempat yang katanya sedang digandrungi anak muda,yups...betul sekali, demi untuk memenuhi layar akun media sosial mereka, bagaikan pemburu gambar cantik, kemanapun ada tempat yang eksotis mereka pasti akan datangi, tak apalah yang penting tetap menjaga lingkungan yg mereka datangi.
Murah kok kalian cukup bayar 5000 untuk parkir motor, ya...ada kalanya tiket parkir memang dibandrol dengan harga 7000+snack stik ikan betutu buatan ibu ibu PKK desa Bejalen, cukup lumayan lo...hasil karya penduduk asli yang mayoritas para lelakinya bekerja sebagai nelayan dan bertani. Masyarakat Bejalen menggantungkan hidupnya pada Rawa pening dan bertani di area rawa walau bidang pertaniannya sekitar 30 % saja dikarenakan lahan pertanian yang selalu tergenang selama musim hujan tiba. Desa yang juga langganan banjir ini kini telah berbenah dengan pembangunan talut yang menghabiskan dana 131 Juta yang menggunakan Alokasi Dana Desa.
Semua masyarakat bahu membahu membenahi desanya, mengecat rumahnya sendiri dengan motif yang sederhana, selebihnya para penggerak Pokdarwis yang mengecat ataupun menggambar. Dengan modal kurang lebih 20 juta desa ini disulap menjadi desa warna warni. Kini inilah yang menjadi daya tarik desa ini sekarang, desa tempat eksis para muda mudi. Perahu wisata juga menjadi daya tarik lainnya cukup dengan bayar 30.000 sewa kapal dengan 4 orang penumpang, Cukup murah lo bro.... karena rutenya jauuuuh.... 30 menit bro.... Saya sempat bertanya pada penduduk setempat, Pak terganggu gak kampungnya jadi seperti ini...."
Ya gak lah mas, kan perekonomian desa akan meningkat, penduduk jadi ada penghasilan tambahan untuk berjualan, rame juga...
Ya..pemikiran yang baik untuk memajukan desanya. kalau tidak mengikuti jaman kita akan tertinggal...bro.
tiket sewa kapal |
Bapak
Rahmanto seorang pengrajin perahu tetap eksis dengan melayani pembuatan
perahu berbahan dasar kayu kalimantan, harga yang cukup lumayan seharga motor 18 jt dengan pengerjaan selama
18-20 hari, ya...tapi cukup sepadan lah, berhubung kapal sebagai alat trasportasi mereka untuk mencari nafkah. Kearifan penduduk lokal yang ramah membuat kami betah berada disana, kedepannya bersama bapak Nowo Sugiharto sebagai Kepala Desa Bejalen berniat memajukan desa wisata Bejalen.
seorang ibu penduduk yg sedang menganyam jaring ikan |
perahu motor milik penduduk setempat |
warung warung yang bebenah |
numpang eksis dulu |
Semoga kampung wisata Desa Bejalen akan terus berkembang dan menjadi desa percontohan di Kabupaten Semarang, dan tetap menjadi inspirasi desa desa lainnya.
Buat teman teman yang main ke sini jangan terbatas dengan tempatnya yg menarik, sapalah juga warganya, mereka dengan senang hati menyambut kalian, dan jangan lupa jaga kebersihan ya dengan membuang sampah pada tempatnya....
Tetap bergembira dan bersahaja didesa penuh warna
AYO BERGEMBIRA